Google Website Translator Gadget

Selasa, 08 November 2011

Super Mario Bros


Siapa yang tidak mengenal sosok Mario? Tukang ledeng bertopi merah dan berkumis tebal ini memang bertransformasi dari sebuah tokoh ikonik untuk Nintendo, konsol yang selama ini menjadi “tempat tinggal”nya, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari industri game itu sendiri. Dimulai dari karakter sederhana di game Donkey Kong, Mario berkembang menjadi franchise yang berhasil menjual kurang lebih 240 juta kopi permainan dalam 25 tahun usianya. Bagi saya? Semuanya dimulai dari era Super Mario Bros di NES.
Super Mario Bros, tidak ada kata yang dapat menggambarkan game ini sebenarnya. Mendengar namanya saja sudah cukup membuat saya bernostalgia dengan masa kecil yang cukup banyak diisi oleh game ini. Bahkan boleh dikatakan, Super Mario Bros adalah game yang membuat saya terhisap pada “lubang hitam” industri game dan jatuh cinta di dalamnya. Jika Super Mario Bros memulai masa kejayaan Nintendo dan kesuksesan franchise Mario, bagi saya, game ini memulai kehidupan saya sebagai seorang gamer.

Masih cukup terpatri di ingatan saya bagaimana  ayah saya pada waktu itu datang dengan cartridge game ini di tangan. Karena harga cartridge Nintendo cukup mahal saat itu (tentu saja NES tidak memiliki game bajakan..), maka alternatif game yang dapat saya mainkan waktu itu sangatlah sedikit. Setiap game yang dibawa pulang oleh ayah menjadi resource game yang sangat berharga, dan untunglah Super Mario Bros ini sempat masuk ke dalam kehidupan saya. “Tidak ada pilihan lain” mungkin dapat menggambarkan alasan saya untuk mencoba game ini untuk pertama kalinya. Namun, ketika saya memainkannya kedua kali dan seterusnya, saya tidak dapat berhenti.

Plot dan Setting


Plot yang dihadirkan sebenarnya sederhana. Seorang putri bernama Peach, yang digambarkan sebagai wanita anggun yang dapat dikenali melalui pakaian pink-nya yang khas, ternyata diculik. Siapa yang menculiknya? Tak lain dan tak bukan si jahat King Koopa atau yang lebih kenal sebagai Bowser di masa sekarang. King Koopa yang berbentuk seperti percampuran buaya dan kura-kura ini menyekap Peach dan Toad, pelayan sang Putri dengan model jamur, di kastil penuh api dan lava.
Tugas Mario di dalam game? Tentu saja menyelamatkan keduanya. Satu hal yang saya sendiri masih bingung hingga sekarang, mengapa harus tukang ledeng yang memiliki kewajiban tersebut? Apakah Peach sebagai putri tidak punya pengawal kerajaan yang lebih tangguh?


Menurut saya, setting adalah nilai plus di dalam game ini. Bagaimana tidak, untuk sebuah game klasik yang hadir di NES, Super Mario Bros mampu menampilkan lingkungan yang ada dengan cukup apik. Setting ini bervariasi dari satu level ke level lainnya. Walaupun ia memiliki cukup banyak level pada masa itu, sekitar 32 level, hampir tidak ada level yang sama satu dengan yang lainnya. Walaupun elemen-elemen seperti rumput atau bola api hadir repetitif, namun “peracikan” untuk menghadirkan tantangan yang berbeda di setiap level patut diacungi jempol

 

 

 

Theme Song

Of course i love the theme song! Saya kira tidak ada satupun orang yang mengaku gamer di dunia ini yang tidak mengenal theme song dari seri Super Mario Bros. Begitu memorable, begitu cocok dengan tema yang diusung oleh game ini sendiri. Tidak hanya lagu pembukanya saja, namun juga lagu di kastil King Koopa yang berhasil membawa nuansa mencekam yang kental. Saya sendiri masih belum bisa melupakan perasaan gugup yang selalu hadir setiap kali mendengar lagu di kastil itu. Lagu yang selalu berhasil membuat saya gagal melompati platform yang seharusnya mudah dilewati.

Jamur Tersembunyi!



Sesuatu yang tidak mungkin sebenarnya untuk menamatkan Super Mario Bros ini dengan hanya bermodalkan jumlah nyawa default di awal permainan. Untung saja game ini menawarkan kesempatan untuk mendapatkan tambahan nyawa dalam permainan. Cara yang paling mudah? Mengumpulkan koin yang tersebar di sepanjang game. 100 koin yang didapatkan akan membuahkan satu tambahan nyawa. Namun, ada cara yang lebih asik lagi!
Super Mario Bros menyembunyikan cukup banyak 1UP yang tersebar secara acak di seluruh level game ini. Tambahan nyawa yang berbentuk jamur kuning dengan totol hijau ini memang menarik. Saya sendiri pernah menghabiskan cukup banyak waktu hanya untuk mengetahui lokasi 1UP ini. Caranya? Dengan melompat sesering mungkin di setiap tempat lowong yang ada. Walaupun tidak mendapatkan hasil yang maksimal, namun kepuasan ketika mendapatkan lokasi jamur kuning ini memang tidak tergambarkan. Apalagi pengetahuan ini dapat kita gunakan ketika harus memainkan game ini dari awal lagi dan semakin memperbesar kemungkinan kita untuk menang.

Level Menyelam



Level yang mengharuskan Mario menyelam di laut mungkin menjadi level favorit saya. Gaya berenang Mario yang lucu, musuh yang butuh strategi khusus untuk melawannya, soundtrack yang (lagi-lagi) mendukung, dan yang pastinya suasana level yang tidak membosankan. Saya sendiri cukup ingat bagaimana perasaan takjub saya ketika level ini di masa kecil dulu. Menembakkan api di dalam air? It’s my childhood superhero fantasy dream!

Gameplay Secara Keseluruhan



Super Mario Bros merupakan game yang menurut saya pribadi, sempurna secara keseluruhan – khususnya pada bagian gameplay. Semua elemen dibangun dengan begitu apik. Cara membunuh musuh dengan cara menginjaknya menjadi tindakan ikonik yang mampu menawarkan ketegangan dalam sebuah kesederhanaan permainan. Tunjuk jari bagi yang selalu berpikir dua sampai tiga kali sebelum memerintahkan Mario menginjak musuh yang berada di depannya! Saya termasuk salah satunya. Apalagi musuh yang dihadirkan begitu beragam. Beda musuh, beda strategi.
Elemen seperti jamur dan bunga untuk meng-upgrade Mario dan bintang untuk membuatnya kebal menjadi nilai tambah yang membuat permainan menjadi asik. Anda bisa saja melewati semua level dengan cepat namun gegabah, dan harus menghadapi King Koopa dalam wujud Mario Kecil. Atau sedikit lebih berhati-hati menjaga kekuatan tembakan api sepanjang permainan agar lebih mudah melawan King Koopa ke depannya? Saya lebih sering menjalankan strategi yang pertama, tetapi dengan satu hasil yang lebih pasti : Sering mati.

Warp Point




Umumnya, game NES belum mengenal sistem save point. Dengan begitu, bila Anda mati, Anda akan mengulang permainan dari awal level. Namun, sistemnya berbeda di Mario. Ada warp point rahasia yang dapat diakses jika kita mengetahui lokasinya. Bosan harus mengulang level dari awal lagi? Lompati saja levelnya.


King Koopa




Ketika saya memainkan game ini, saya tentu masih anak-anak, dengan wujud dan pikiran yang masih kekanakan. Ketika itu, saya hanya menyimpan satu perasaan kesal ketika memainkan Super Mario Bros, yakni King Koopa. Pertama kali saya tiba di kastil monster hijau ini, saya merasa kebingungan. Pikiran pertama yang terlintas adalah bagaimana caranya mengalahkan monster besar ini dengan tubuh Mario yang begitu kecil?! Setelah sempat mati berkali-kali karena lemparan palu dan semburan api King Koopa, saya memutuskan untuk bermain dengan lebih berhati-hati. Menjaga kekuatan bunga hingga akhirnya mampu melumpuhkan sang raja tersebut. Namun, seiring pengulangan permainan terus-menerus, saya mulai belajar cara “mengalahkan” King Koopa ini dengan wujud Mario yang kecil. Bisakah Anda melakukannya?

Platform yang Sempit




Hal lain yang menyebalkan adalah dibangunnya beberapa platform yang terlalu sempit untuk tempat pijakan Mario. Yang lebih parahnya lagi, terkadang platform tersebut dihadirkan setelah kita harus melakukan sebuah lompatan yang jauhnya luar biasa. Tidak diragukan lagi, level seperti inilah yang menyita sebagian besar nyawa yang sudah susah payah dikumpulkan dari awal permainan. Memang setting seperti ini menawarkan tantangan dalam bermain, namun sebagai anak kecil – who cares?! Yang saya tahu di masa itu adalah desain seperti ini membuat saya banyak mati. Saya benci mati!

Reward yang Membosankan



Setelah bersusah payah melawan King Koopa dan mengorbankan cukup banyak nyawa di sana, menemukan Toad dan Peach berulang kali menjadi sesuatu yang membosankan. Walaupun saya cukup mengerti tentang keterbatasan NES pada masa itu, namun sedikit variasi akan menghasilkan permainan yang jauh lebih menyenangkan. Saya tidak ingin membuang-buang waktu untuk menyelamatkan karakter yang terus-menerus diculik tanpa perlawanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar