Google Website Translator Gadget

Sabtu, 05 November 2011

Sejarah Wonosobo

A. Pendahuluan

Secara harfiah "Sejarah" berasal dari kata Arab "Sajaratun" yang berarti pohon. dalam bahasa arab sediri sejarah disebut "tarikh" yang berarti waktu / penanggalan. Dalam bahasa yunani Sejarah yaitu Historia berarti ilmu atau orang pandai. Dalam bahasa Inggris menjadi History, yang berarti masa lalu. Darimanakah informasi sejarah didapat ? - Sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis. - Bentuk pengandaian sejarah (spekulasi mengenai sejarah)

Untuk meneliti dan menguraikan informasi sejarah dibutuhkan ilmu Historiografi. Ruang lingkup sejarah sangat besar, perlu dibutuhkan klasifikasi yang baik untuk memudahkan penelitian, cara memilah informasi dalam sejarah berdasarkan :Kronologis, geografis, nasional, etnis, topikal. Salah satu metode kajian sejarah menggunakan metode "Sejarah Kuantitatif (Menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk menelusuri kehidupan orang - orang dalam sejarah) metode ini diperkenalkan ahli sejarah dari Perancis. Mulai tahun 1960 para ahli sejarah mulai meninggalkan narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan narasi kronologis yang lebih realistiki. Ahli - ahli sejarah yang membantu mengembangkan metode kajian sejarah antara lain : Leopold von Ranke, Lewis Bernstein, Geoffrey Rudolf Elton, G.M Trevelyan dan A.J.P Taylor.  

B. Belajar Dari Sejarah

Sejarah mengajarkan keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang pernah ada, bentuk - bentuk pemerintahan. salah satu kutipan yang terkenal mengenai sejarah ditulis oleh filsuf Spanyol "George Santayana" Mengatakan : "Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya".

C. Sejarah Wonosobo 

Pada awal abad 17, Kyai Kolodete, Kyai karim, dan Kyai Walik merintis suatu pemukiman di daerah Wonosobo. selanjutnya Kyai Kolodete berada di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Walik berada di sekitar kota Wonosobo sekarang ini dan Kyai Karim berada di Daerah kalibeber.

(Berdasarkan Cerita Rakyat). DI kemudian hari dikenal beberapa tokoh penguasa daerah Wonosobo seperti Tumenggung Kartowaseso sebagai penguasa daerah Wonosobo yang pusat kekuasaannya Di Selomanik. Dikenal pula tokoh bernama Tumenggung Wiroduta sebagai penguasa Wonosobo yang pusat kekuasaannya di Pecekelan - Kalilusi, yang selanjutnya dipindahkan ke Ledok - Wonosobo atau Plobangan sekarang ini. Salah seorang cucu Kyai Karim juga disebut sebagai salah seorang penguasa Wonosobo "i Singowedono" yang telah mendapat hadiah satu tempat di Selomerto dari Keraton Mataram serta diangkat menjadi penguasa daerah ini namanya berganti menjadi Tumenggung Jogonegoro. Pada masa ini Pusat kekuasaan dipindahkan ke Selomerto. Setelah meninggal dunia Tumenggung Jogonegoro dimakamkan di desa Pakuncen. Pada masa perang Diponegoro ( 1825 - 1930 ) , Wonosobo merupakan salah satu basis pertahanan pasukan pendukung Diponegoro.

Beberapa tokoh penting yang mendukung perjuangan Diponegoro adalah Imam Musbch atau kemudian dikenal dengan nama Tumenggung Kertosinuwun, Mas Lurah atau Tumenggung Mangkunegaran, Gajah Permodo dan Kyai Muhamad Ngarpah. Dalam pertempuan melawan Belanda, Kyai Muhamad Ngarpah berhasil memperoleh kemenangan yang pertama. Atas keberhasilan itu Pangeran Diponegoro memberi nama kepada Kyai Muhamad Ngarpah dengan sebutan Tumenggung Seconegoro. Selanjutnya Tumenggung Seconegoro diangkat sebagai penguasa Ledok dengan gelas TUMENGGUNG SECONEGORO. Eksistensi kekuasaan Seconegoro di daerah Ledok ini dapat dilihat lebih jauh dari berbagai sumber termasuk laporan Belanda yang dimuat setelah perang Diponegoro selesai. Seconegoro adalah Bupati yang memindahkan pusat kekuasaan dari Selomerto ke kawasan kota Wonosobo sekarang ini.  

D. Penguasa / Kepala pemerintahan Kabupaten Wonosobo Dari tahun 1825 sampai dengan sekarang.

NO
NAMA
PERIODE
1
Tumenggung SETJONEGORO
1825 - 1832
2
Tumenggung R. MANGOEN KOESOEMO
1832 - 1857
3
Tumenggung R. KERTONEGORO
1857 - 1863
4
Tumenggung R. TJOKRO HADISOERJO
1863 - 1869
5
Tumenggung R. SOERJO HADIKOESOEMO
1869 - 1898
6
Tumenggung R. SOERJO HADINEGORO
1893 - 1919
7
Adipati / Bupati KDH R.A.A. SOSRO HADIPRODJO
1920 - 1944
8
Bupati R. SINGGIH HADIPOERO
1944 - 1946
9
Bupati R. SOEMINDRO
1946 - 1950
10
Bupati R. KADRI
1950 - 1954
11
Bupati R. OEMAR SOERJOKOESOEMO
1955
12
Bupati R. SANGIDI HADISOETIRTO
1955 - 1957
13
Kepala Daerah RAPINGOEN WIMBO HADISOEDJONO
1957 - 1959
14
Bupati R. WIBOWO HELLY
1960 - 1967
15
Bupati Kepala Daerah Drs. DARODJAT ANS
1967 - 1974
16
Pj. Bupati Kepala Daerah R. MARJABAN
1974 - 1975
17
Bupati Kepala Daerah Drs. SOEKANTO
1975 - 1985
18
Bupati Kepala Daerah Drs. POEDJIHARJO
1985 - 1990
19
Bupati Kepala Daerah Drs. H. SOEMADI
1990 - 1995
20
Bupati Kepala Daerah Drs. H. MARGONO
1995 - 2000
21
Bupati Drs. H. TRIMAWAN NUGROHADI, M.Si
2000 - 2005
22
Bupati Drs. H.A KHOLIQ ARIF M.Si

2005 - Sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar