Kesenian Lengger adalah salah tarian Kesenian Wonosobo yang sampai sekarang masih di pertahankan keberadaanya. Kesenian Lengger sudah ada sejak dulu dan pernah di gunakan oleh Sunan Kalijogo untuk menarik para pemuda agar rajin ke Masjid. Namun pada pelaksanaan pada saat ini kesenian lengger banyak di tampilkan pada acara hajatan di desa - desa.
Dusun Giyanti yang berjarak 10 km dari Wonosobo, merupakan salah satu pusat pembinaan kesenian lengger yang sudah ternama. disana terdapat sanggar - sanggar untuk kelestarian kesenian lengger bisa dikatakan Dusun Giyanti sebagai desa budayanya Wonosobo. Sebagai contoh Sanggar Seni Rukun Putri Budaya yang didirikan oleh Hadi Suwarno (Alm) pada tahun 1978. Sanggar ini pernah mendapatkan juara Harapan 1 Festival Borobudur tahun 1991. Juga pernah tampil di TMII Taman Mini Indonesia Indah.
Kesenian Lengger mempunyai daya tarik tersendiri, salah satu keunikannya adalah pemain kesenian lengger bisa kesurupan dan melakukan adegan / atraksi di luar batas kemampuan manusia biasa seperti, memakan pecahan kaca, mengelupas buah kelapa dengan gigi, dll. Sebelum melaksanakan kesenian lengger biasanya diadakan ritual khusus untuk memohon keselamatan.
Fariasi pada kesenian lengger adalah adanya barongan. mirip dengan kesenian barongsai yang berasal dari Tionghoa. Sehari sebelum tampil biasanya alat yang akan di gunakan di magiskan (Ritual) agar orang yang memakai dapat kesurupan. Tetapi ada juga yang tidak menggunakan ritual, tanpa mengurangi keindahan dan estetika Kesenian Lengger tersebut.
Kesenian Lengger kini merupakan salah satu aset Kebudayaan yang dapat menarik wisata asing. Pemerintah Kabupaten Wonosobo memberikan perhatian yang luar biasa seperti di minta tampil / pentas setelah upacara 17 Agustus untuk menghibur masyarakat. hal ini dapat memberi motivasi kepada generasi penerus untuk tetap mempertahankan tradisinya. walaupun di terpa oleh perubahan era globalisasi.
sumber : wonosobocommunity.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar